Thursday, October 15, 2015

Tajuk: Ketokohan Khazini Dalam Bidang Astronomi

PENDAHULUAN
Syukur kehadrat Illahi, dengan limpahan rahmatnya memberi saya kekuatan untuk menyempurnakan tugasan saya dengan lancar dan membantu saya untuk memartabatkan serta memperkenalkan tokoh ulamak yang telah berjasa dalam agama. Tokoh inilah yang telah menjalankan tanggungjawab besar dalam bidang astronomi dengan pencitaan alat-alat yang kreatif dan inovatif. 

Tujuan esei ataupun kerja kursus ini dibuat bukanlah semata – mata untuk mendapatkan markah tetapi bertujuan besar untuk menyampaikan ilmu pengetahuan daripada tokoh ulamak kita. Ini juga adalah untuk kita saling ingat mengingati antara umat Islam akan sesetengah perkara penting yang telah dilupakan dan diabaikan sambil lewa sahaja oleh kita. 

Tajuk kursus untuk tugasan saya ini adalah berkaitan dengan ketokohan al-khazini dalam bidang astronomi. 

Skop esei saya adalah merangkumi tentang pengertian astronomi, sejarah kelahiran dan pendidikan tokoh ulamak. 

Saya berharap dengan adanya penulisan ini dapatlah kita menyebarkan dan merasai sendiri kisah perjalanan hidup tokoh ulamak dalam menyampaikan dakwah kepada umat Islam. 

Seterusnya, saya juga berharap agar kita dapat memanfaatkan dan mempraktikkan segala ilmu yang terdapat disini dalam menjalani kehidupan seharian kita. Dengan ini, mudah-mudahan kita sentiasa mendapat limpahan rahmat dan kasih sayang Allah serta berada di dalam keberkatan-Nya. Natijahnya, kita sebagai umat Islam seharusnya mempelajari ilmu sains seperti ilmu astronomi. kita juga haruslah mengambil inisiatif untuk membantu mengembangkan kemajuan Islam di abad ini. Ini kerana kita juga telah dipilih oleh Allah untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini. Maka, setiap umat Islam juga haruslah meneruskan jihad ini. Wassalam... 

PENGERTIAN ASTRONOMI

Astronomi adalah cabang ilmu alam yang meliputi pengamatan benda-benda langit serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi. 
Ilmu ini secara pokok mempelajari berbagai sisi dari benda-benda langit, seperti asal usul, kimia, meteorologi dan gerak. 

Selain itu, juga bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta. 

Kata astronomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata astron (ἄστρον, “bintang”) yang kemudian diberi akhiran -nomi dari nomos (νόμος, “hukum” atau “budaya”). Maka secara harafiah ia bermakna “hukum/budaya bintang-bintang”. 

Ada beberapa cabang-cabang spesifik dalam astronomi, seperti Astronomi surya

Cabang ini membahas tentang matahari baik komposisi, sifat fisis, dan lain-lain. Matahari adalah bintang yang terdekat dari Bumi pada sekitar 8 menit cahaya, dan yang paling sering diteliti; ia merupakan bintang katai pada deret utama dengan klasifikasi G2 V dan usia sekitar 4, 6 milyar tahun. 

Ilmu keplanetan
Cabang astronomi ini meneliti susunan planet, bulan, planet katai, komet, asteroid, serta benda-benda langit lain yang mengelilingi bintang, terutama Matahari, walau ilmu ini meliputi juga planet-planet luar surya

Astronomi bintang
Untuk memahami alam semesta, penelitian atas bintang-bintang dan bagaimana mereka berevolusi sangatlah fundamental. Astrofisika yang berkenaan dengan bintang sendiri bisa diketahui baik lewat segi pengamatan maupun segi teoretis, serta juga melalui simulasi komputer

Astronomi galaksi
Untuk memahami alam semesta, penelitian atas bintang-bintang dan bagaimana mereka berevolusi sangatlah fundamental. Astrofisika yang berkenaan dengan bintang sendiri bisa diketahui baik lewat segi pengamatan maupun segi teoretis, serta juga melalui simulasi komputer

Astronomi ekstragalaksi
Penelitian benda-benda yang berada di luar galaksi kita (astronomi ekstragalaksi) merupakan cabang yang mempelajari formasi dan evolusi galaksi-galaksi, morfologi dan klasifikasi mereka, serta pengamatan atas galaksi-galaksi aktif beserta grup-grup dan gugusan-gugusan galaksi. Ini, terutama yang disebutkan belakangan, penting untuk memahami struktur alam semesta dalam skala besar. 

Kosmologi
Kosmologi, berasal dari bahasa Yunani kosmos (κόσμος, “dunia”) dan akhiran -logia dari logos (λόγος, “pembelajaran”) dapat dipahami sebagai upaya meneliti alam semesta secara keseluruhan. 

Pengamatan atas struktur skala besar alam semesta, yaitu cabang yang dikenal sebagai kosmologi fisik, telah menyumbangkan pemahaman yang mendalam tentang formasi dan evolusi jagat raya. Salah satu teori yang paling penting (dan sudah diterima luas) adalah teori Dentuman Besar, yang menyatakan bahwa dunia bermula pada satu titik dan mengembang selama 13, 7 milyar tahun sampai ke masa sekarang. 

BIOGRAFI AL-KHAZINI

Al-Khazini adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Bizantium atau Yunani, ia merupakan saintis Muslim serba boleh yang menguasai astronomi, fizik, biologi, kimia, matematik serta falsafah. Beliau telah memberi sumbangan yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, terutama dalam fizik dan astronomi. Charles C Jilispe, editor Dictionary of Scientyfic Bibliografi menyatakan dengan ''Fisikawan terbesar sepanjang sejarah. '' Al-Khazini merupakan ilmuwan yang mencetuskan pelbagai teori penting dalam sains seperti: metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; energi potensial graviti; perbezaan daya, masa dan berat; serta jarak gravitasi. Robert E Hall (1973) dalam tulisannya berjudul ''al-Khazini'' yang dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography Volume VII mengungkapkan: "Teori keseimbangan hidrostatik yang dicetuskannya telah mendorong penciptaan peralatan ilmiah. al-Khazini adalah salah seorang saintis terbesar sepanjang masa. " Para ilmuwan Muslim, salah satunya al-Khazini telah melahirkan ilmu gravitasi yang kemudian berkembang di Eropa. Al-Khazini telah berjasa dalam pengembangan mekanik klasik di era Renaisans Eropa. 

Menurut Irving M Klotz, dalam tulisannya bertajuk "Multicultural Perspectives in Science Education: One Prescription for Failure", Al-Khazini yang bernama lengkap Abdurrahman al-Khazini hidup di abad ke-12 M. Dia berasal dari Bizantium atau Yunani. Al-Khazini menjadi budak Dinasti Seljuk Turki, setelah kerajaan Islam itu menaklukkan wilayah kekuasaan Kaisar Konstantinopel, Romanus IV Diogenes. 

Al-Khazini bernama lengkap Abu Ja’far Muhammad bin Muhammad bin al-Husayn al-Khurasani al-Khazin kemudian dibawa ke Merv, sebuah metropolitan terkemuka pada Abad ke-12 M. Merv berada di Persia dan kini Turkmenistan. Sebagai seorang budak, nasib al-Khazini sungguh beruntung. Oleh tuannya yang bernama al-Khazin, ia diberi pendidikan sang sangat baik. Ia diajarkan matematik dan faalsafah. 

Al-Khazini juga dikirimkan untuk belajar pada seorang ilmuwan dan penyair agung dari Persia bernama Omar Khayyam. Dari sang guru, dia mempelajari sastra, metematika, astronomi dan filsafat. Menurut Boris Rosenfeld (1994) dalam bukunya "Abu'l-Fath Abd al-Rahman al-Khazini, saat itu Omar Khayyam juga menetap di kota Merv. 
Kerana kecerdasannya, Al-Khazini menjelma menjadi seorang ilmuwan berpengaruh. Ia menjadi seorang ahli matematik terpandang yang langsung berada di bawah perlindungan, Sultan Ahmed Sanjar, penguasa Dinasti Seljuk. Sayangnya, kisah dan perjalanan hidup al-Khazini tak banyak terekam dalam buku-buku sejarah. Salah Zaimeche PhD (2005) dalam bukunya berjudul Merv menuturkan, al-Khazini adalah seorang ilmuwan yang bersahaja. Meski kepandaiannya sangat dikagumi dan berpengaruh, ia tak silau dengan kekayaan. Menurut Zaimeche, al-Khazini sempat menolak dan mengembalikan hadiah sebesar 1. 000 keping emas (dinar) dari seorang istri Emir Seljuk. 
''Ia hanya merasa cukup dengan wang tiga dinar dalam setahun, '' papar Zaimeche. Para sejarawan sains mengungkapkan, pemikiran-pemikiran al-Khazini sangat dipengaruhi oleh sejumlah ilmuwan besar seperti Aristoteles, Archimedes, Al-Quhi, Ibnu Haitham atau Alhacen, al-Biruni serta Omar Khayyam. Selain itu, pemikiran al-Khazini juga sangat berpengaruh bagi pengembangan sains di dunia Barat dan Islam. Salah satu ilmuwan Barat yang banyak terpengaruh al-Khazini adalah Gregory Choniades – astronom Yunani yang meninggal pada abad ke-13 M. Al-Khazini wafat pada abad ke-12 M. Meski begitu, pemikiran-pemikiran yang telah diwariskannya bagi peradaban dunia hingga kini masih tetap abadi dan dikenang. 

SUMBANGAN

Salah satu sumbangan penting yang diwarisakan al-Khazini dalam bidang astronomi adalah Tabel Sinjaric. Tabel itu dituliskannya dalam sebuah risalah astronomi bertajuk az-Zij as-Sanjari. Dalam manuskrip itu, dia menjelaskan jam air 24 jam yang direka untuk kegunaan astronomi. Inilah salah satu jam astronomi pertama yang dikenal di dunia Islam. 

Selain itu, al-Khazini juga menjelaskan tentang posisi 46 bintang. Risalahnya yang berjudul Al-Khazini's Zij as-Sanjari itu kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani oleh Gregory Choniades pada abad ke-13 M. Risalah astronomi yang ditulis al-Khazini pun menjadi rujukan para ilmuwan dan pelajar di Kekaisaran Bizantium. 

sumbangan penting lainnya yang diwariskan al-Khazini dalam bidang fizik adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya pada 1121 M itu mengungkapkan bagian penting fizik Islam. Dalam buku itu, al-Khazini menjelaskan sacara terperinci pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatik dan kegunaan, serta teori statik atau ilmu keseimbangan dan hidrostatik. 

Selain menjelaskan pemikirannya tentang teori-teori itu, al-Khazani juga menguraikan perkembangan ilmu itu dari para pendahulu serta ilmuwan yang sezaman dengannya. Dalam bukunya itu, al-Khazini juga menjelaskan beberapa peralatan yang diciptakan ilmuwan pendahulunya seperti araeometer buatan Pappus serta pycnometer flask yang diciptakan al-Biruni. 

Al-Biruni and al-Khazini merupakan dua ilmuwan Muslim yang pertama kali mengembangkan cara-cara ilmiah dalam bidang ilmu keseimbangan atau statik dan dinamik. Cara-cara itu dikembangkan untuk menentukan berat yang didasarkan pada teori kesembangan dan berat. 


Al-Khazini dan ilmuwan pendahulunya menyatukan ilmu statik dan dinamik ke dalam ilmu baru bernama mekanik. Selain itu, mereka juga menggabungkan ilmu hidrostatik dengan dinamik sehingga melahirkan ilmu baru bernama hidrodinamik. 

Mereka juga menerapkan teori rasio matematik dan teknik infinitesimal serta memperkenalkan aljabar dan teknik penghitunang ke dalam statik. Al-Khazini dan ilmuwan Muslim lainnya juga merupakan yang pertama merealisasikan teori pusat gravitidan mereka adalah yang pertama kali menerapkannya ke dalam benda tiga dimensi. 

Al-Khazini sungguh luar biasa. Ilmuwan Muslim dari abad ke-12 M itu tak hanya mencetuskan sejumlah teori penting dalam fizik dan astronomi. Namun, dia juga berhasil menciptakan sejumlah peralatan penting untuk penelitian dan pengembangan astronomi. Ia berhasil menemukan sekitar tujuh peralatan ilmiah yang terbilang sangat penting. Ketujuh peralatan yang diciptakannya itu dituliskannya dalam Risala fi'l-alat atau Manuskrip tentang Peralatan. Ketujuh alat yang diciptakannya itu adalah triquetrum, dioptra, perlatan segi tiga, quadran dan sektan, astrolab serta peralatan asli tentang refleksi. Selain berjasa mengembangkan fizik dan astronomi, al-Khazini juga turut membesarkan ilmu kimia dan biologi. Secara khusus, dia menulis tentang evolusi dalam kimia dan biologi. Dia membandingkan transmutasi unsur dengan transmutasi spesies. Secara khusus, al-Khazini juga meneliti dan menjelaskan definisi ''berat''. Menurut dia, berat merupakan gaya yang inheren dalam tubuh benda-benda padat yang mnenyebabkan mereka bergerak, dengan sendirinya, dalam suatu garis lurus terhadap pusat bumi dan terhadap pusat benda itu sendiri. Gaya ini pada gilirannya akan tergantung dari kerapatan benda yang bersangkutan. Al-Khazini juga mempunyai gagasan mengenai pengaruh temperatur terhadap kerapatan, dan tabel-tabel berat spesifiknya umumnya tersusun dengan cermat. Sebelum Roger Bacon menemukan dan membuktikan suatu hipotesis tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat bumi, al-Khazini lebih dahulu telah mendalaminya. 

Al-Khazini pun telah banyak melakukan kajian mengenai kapilari dan menggunakan aerometer untuk kerapatan dan yang berkenaan dengan temperatur zat-zat cair, teori tentang tuas (pengungkit) serta penggunaan neraca untuk bangunan-bangunan dan untuk pengukuran waktu. 

Salah satupenelitian al-Khazini adalah gumpalan udara. Ia berpendapat bahwa udara mempunyai kekuatan yang dapat mendorong serupa aliran air. Ketika berada di bumi, massa suatu benda yang melayang di udara akan berkurang. Kesimpulannya, masa benda sangat tergantung pada suhu udara. Itulah hasil analisis al-Khazini yang kemudian mengilhami pembuatan barometer. 

Setelah Newton menemukan Teori Gravitasi Bumi, pemikiran tentang suhu udara yang dikemukakan oleh al-Khazini memiliki peran yang sangat berarti. Teori kepadatan suhu udara ternyata sesuai dengan teori gravitasi bumi. Teori ini erat kaitannya dengan gumpalan-gumpalan yang ada pada setiap lapisan udara. 

Al-Khazini juga melakukan berbagai penelitian tentang benda-benda terapung dan masa benda, baik padat, cair, mahupun yang bervariasi. Di kemudian hari, penelitian al-Khazin itu ternyata sangat mendukung sejumlah teori dalam ilmu pengetahuan modern. Penemuan al-Khazini lainnya adalah alat pengukur berat benda di udara dan air. Konon, al-Khazini membuat lima model alat semacam ini. Salah satunya berbentuk neraca yang dilengkapi alat barometer untuk mengukur tingkat kepadatan. Ketika kepadatan udara dihubungkan dengan suhu panas maka pengukuran yang dilakukan juga terkait dengan suhu panas. Pemikiran ini kemudian mengilhami Galileo untuk membuat termometer. 

Atas jasa-jasanya, al-Khazini dianggap sebagai penemu tekanan dan ukuran suhu panas, sebelum kemudian dikembangkan oleh Torriceli dan Galileo. Al-Khazini juga melakukan penelitian tentang graviti. Ia menguraikan banyak hal tentang kekuatan gravitasi dalam bukunya yang berjudul Mizanul Hikmah. 

Selain membahas graviti, Mizanul Hikmah juga membahas mengenai hidrostatik. Beberapa pasal dari buku ini telah diterjemahkan dan diterbitkan di Amerika Serikat. Al-Khazini juga melakukan penelitian untuk menentukan pusat masa benda dan menjelaskan cara pemakaian sejumlah alat sederhana, seperti timbangan. Sehubungan dengan itu, ia juga dikatakan sebagai seorang penemu berbagai macam timbangan. Al-Khazini dianggap sebagai ilmuwan yang telah memberikan sumbangan besar bagi pembuatan barometer dan termometer, yang dikerjakan oleh para ilmuwan Barat. Selain itu, di kalangan ilmuwan Arab, al-Khazini juga dikenal sebagai ilmuwan yang telah membuat alat ukur hidrostatik. Selain menemukan alat ukur dan membuat teori baru, al-Khazini juga menemukan sebuah rumus untuk mengetahui permukaan sebuah segitiga sebagai fungsi sisinya. Dengan menggunakan bagian-bagian kerucut, ia berhasil memecahkan bentuk persamaan x3 + a2b = cx2 atau persamaan Mahani. Bentuk persamaan ini merupakan sebuah soal yang diajukan oleh Archimedes dalam bukunya The Sphere and The Cylinder. 

Selain menulis buku ilmu ukur, al-Khazini juga menulis buku penanggalan. Al-Madkahl al-Kabir ila ‘ilm an-Nujum adalah sebuah karya al-Khazin yang membahas hari pertama pada bulan Muharam. Pada karyanya yang lain, al-Khazin mencoba menjelaskan makna tanggal Jewish Passover pada tahun penyaliban Yesus dengan memberikan bukti-bukti yang akurat. Pada tanggal ini, orang-orang Yahudi melakukan suatu festival keagamaan untuk memperingati pembebasan kaum mereka dari belenggu perbudakan di Mesir. Al-Khazini meninggal dunia pada tahun 971 (360 H). 

Fisikawan Muslim "Al-Khazini (sekitar abad 12 M)" Seperti beberapa ilmuwan-ilmuwan pendahulu kita yang sebelumnya telah menggagas berbagai konsep yang banyak kita gunakan saat ini. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala telah menurunkan wahyu kepada Rasulullah saw, melalui malaikat jibril, dengan berkata "Iqra'!", pada wahyu yang pertama. "Iqra" tidak hanya berarti "bacalah", namun juga berarti "belajarlah", karena pada saat itu Rasulullah saw pun diperintahkan untuk membaca sekaligus belajar karena pada saat itu Rasulullah saw belum bisa membaca. Sungguh Maha Besar Allah Subhanahu wa ta’ala , hingga menurunkan wahyu pertama dengan sebuah kata yang memiliki arti dan makna yang sangat bermanfaat untuk keberlangsungan hidup dan kehidupan manusia di kemudian hari. 

Kesempatan kali ini saya akan sedikit memberikan pemaparan tentang salah satu ilmuwan Islam dalam bidang ilmu fizik, Beliau merupakan ilmuwan yang pertama kali menggagas konsep gravitasi sekitar abad 12 atau sekitar tahun 1121 (sekitar 800 tahun sebelum Newton). Para sejarawan sains pun menempatkan posisi beliau pada posisi yang sangat terhormat, kerana sumbangannya yang sangat besar dalam perkembangan sains modern dan fizik. 
Ilmuwan yang berjaya sekitar abad 12 -sekitar 1115-1130 M- selain gagasan konsep gravitasi tersebut, masih banyak konsep yang telah ia sumbangkan dan akan tetap abadi sepanjang zaman. Di antaranya adalah metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; energi potensial gravitasi (termasuk ke konsep gravitasi); serta perbedaan daya, massa, dan berat. 
Menurut Irving M Klotz dalam tulisannya yang bertajuk "Multicultural Prespectives in Science Education: One Prescription for Failuer", Al-Khazini hidup sekitar abad 12 M, berasal dari Bizantium atau Yunani. Awalnya beliau menjadi budak Dinasti Seljuk Turki, setelah kerajaan Islam tersebut. menaklukkan wilayah kekuasaan Kaisar Konstantinopel, Romanus IV Diogenes. 



Setelah itu, Al-Khazini di bawa ke kota Merv, kota yang berada di Persia -kini Turkmenistan-, sebuah kota metropolitan terkemuka pada abad 12. Sebagai seorang budak, nasib Al-Kazini sangat beruntung. Oleh tuannya, ia diberikan pendidikan yang sangat baik, yakni diajarkan matematik dan falsafah. 

Pendidikan yang diterima Al-Khazini bukan cuma sampai di situ. Beliau kemudian dikirim untuk belajar kepada seorang ilmuwan dan penyair agung dari Persia bernama Ommar Khayyam. Dari sang guru, ia belajar tentang sastra, astronomi, matematik, dan falsafah. Dengan berbekal otak yang cerdas, Al-Khazini kemudian menjelma menjadi seorang ilmuwan yang memiliki pengaruh kuat dalam keberlangsungan kehidupan manusia. Ia menjadi seorang ahli matematik terpandang yang langsung berada di bawah perlindungan penguasa Dinasti Seljuk, Sultan Ahmed Sanjar. Sayangnya, kisah dan perjalanan hidup beliau tidak banyak terekam dalam buku-buku sejarah. 

Namun, para sejarawan sains mengungkapkan bahwa pemikiran-pemikiran beliau banyak dipengaruhi oleh beberapa ilmuwan-ilmuwan sebelumnya, seperti Aristoteles, Al-Quhi, Ibnu Haitham, Al-Biruni, serta gurunya Ommar Khayyam. Bukan hanya dipengaruhi oleh ilmuwan lain, namun beliau juga memberikan banyak pengaruh bagi perkembangan sains baik di dunia barat mahupun Islam


Beliau merupakan penemu tekanan udara dalam penciptaan Neraca Mizan Al-Hikmah. 
Al-Khazini mewarisi riset-riset al-Biruni dalam mekanika dan hidrostatika, dan mengembangkannya dengan beberapa penemuan yang cukup berarti. Menurut Nasr (1968), al-Khazini menggabungkan studi hidrostatik dengan mekanik, dan memusatkannya terutama pada konsepsi pusat gravitasi seperti diterapkan pada neraca. Ia juga melakukan penetuan berat jenis berbagai benda padat dan cair dengan instrumen dan metode yang digunakan al-Biruni. 

Menurut penyelidikan Komisi Nasional Mesir untuk UNESCO (Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Kebudayaan, 1986), al-Khazini juga menentukan kepadatan banyak unsur dan senyawa dengan ketepatan yang tinggi. Berkat prestasi ini, al-Khazini sebagai fisikawan mendapat julukan “among the greatest of anytime” (salah seorang fisikawan terbesar sepanjang sejarah) dari Charles C. Jillispe, editor Dictionary of Scientyfic Bibliography (1970). 

Tesis al-Biruni bahwa seluruh benda memiliki berat dikembangkan lebih lanjut oleh al-Khazini. Ia menunjukkan bahwa udara mempunyai berat, dan juga mempunyai gaya dorong ke atas, sama halnya dengan zat cair. Dalam hal ini, al-Khazini telah mendahului Torricelli, Pascal, dan Boyle dalam riset dan penemuan bahwa udara mempunyai tekanan ke segala arah karena memiliki berat; fakta inilah yang kemudian disebut sebagai tekanan udara (tekanan udara normal = 1 atm). 

Implikasi dari penemuan itu, menurut al-Khazini, berat suatu benda di udara kurang dari beratnya yang sesungguhnya, dan bahwa berkurangnya berat sesuatu benda tergantung pada kepadatan udara. Sintesisi yang dilakukan al-Khazini terhdap hidrostatik dengan mekanik melahirkan temuan baru mengenai konsep berat. Menurut Natsir Arsyad (Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah, 1989), konsep yang diajukan al-Khazini telah berhasil mengatasi kesukaran-kesukaran yang terdapat dalam konsep Archimedes. Menurut definisi yang dikemukakan al-Khazini, berat adalah gaya inheren dalam tubuh benda-benda padat yang menyebabkan mereka bergerak, dengan sendirinya, dalam suatu garis lurus terhadap pusat bumi dan terhadap pusat benda itu sendiri. Gaya ini pada gilirannya akan tergantung dari kerapatan benda yang bersangkutan. Al-Khazini juga mempunyai gagasan mengenai pengaruh temperatur terhadap kerapatan. Dan dalam karya utamanya itu, ia menyusun tabel-tabel kerapatan sejumlah besar zat cair dan zat padat, dan termasuk tabel-tabel berat spesifiknya. 

Jadi, menurut Arsyad (1989), sebelum Roger Bacon menemukan dan membuktikan suatu hipotesis tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat bumi, al-Khazini telah terlebih dahulu melakukan observasi mengenai kapilaritas (pipa-pipa kapiler) dan menggunakan aerometer untuk kerapatan dan yang berkenaan dengan temperatur zat-zat cair. Al-Khazini juga telah mendahului dalam merumuskan teori tentang tuas (pengungkit) serta penggunaan neraca untuk bangunan-bangunan dan untuk pengukuran waktu. 

KESIMPULAN
Dengan ini dapatlah kita simpulkan bahawa betapa pentingnya ilmu astronomi kepada umat Islam. Ini bertujuan agar kita mengingati kebesaran kekuasaan Allah Subhanahu wa ta’ala dan menjadi hamba Allah yang bersyukur dengan segala nikmat yang telah dilimpahkan. Harapan saya, dengan adanya penulisan ini dapatlah kita sama-sama mengambil iktibar dan mengutip pengalaman dari tokoh ulamak ini supaya kita juga menjadi salah seorang insan yang banyak berjasa di jalan Allah sepanjang kehidupan kita ini. Kita juga dapat mengingati diri kita akan amalan yang kiranya dianggap mudah dan remeh sebenarnya sebaliknya dan dilupakan terus oleh kita. Dengan penulisan ini kita akan lebih mengingatinya. 

RUJUKAN

  1. Abu Zaki Al-Hidayati. 2001. Berpegang Teguh dengan Kitab dan Sunnah. Kedah Darul Aman. Al Maahadul. Ali Littafaqquh fiddin
  2. Prof. Dr. Al. Sheikh Abdul Halim Mahmud. 1995. Islam dan akal. Kuala Lumpur. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia
  3. Dr. Haji Jamnul Azhar B. Hj. Mulkin. Al-quran dan sains. 2001. Kedah Darul Aman. Pustaka Darulssalam sdn Bhd. 
  4. Buccaille, D. M. (1993). Bible, Quran & Sains Moden. Malaysia: Thinker's Library Sdn. Bhd. 
  5. Khair, A. A. (2000). al- Quran Dan Sains Moden. Malaysia: Thinker's Library Sdn. Bhd


Ustaz Abd Aziz bin Harjin
Pensyarah Tamadun Islam
Universiti Teknologi MARA Perlis
013-400-6206, 011-1070-4212
http://abdazizharjin.blogspot.com

No comments:

Post a Comment